Rahim Pengganti

Bab 195 "Dosen Cantik"



Bab 195 "Dosen Cantik"

0Bab 195 "Dosen Cantik"     
0

Menjadi sebuah objek yang begitu disukai oleh banyak orang sebenar nya bukan tipe dari Dira namun, hal ini tidak mungkin bisa dihindari karena memang sudah menjadi garis takdir. Saat di kampus bahkan tidak banyak orang yang mengetahui mengenai identitas asli milik Dira itulah beberapa orang yang tidak mengetahui hal tersebut akan bersikap acuh dan seolah menjadi seseorang yang berkuasa.     

Pagi ini jadwal Dhira begitu banyak sampai sampai diri nya sendiri lelah melihat banyak nya jadwal mengajar sungguh selain hari Senin hari Rabu adalah hari yang paling tidak disukai oleh Dhira.     

Karena Rabu adalah hari di mana diri nya harus mengajar 3 tingkat sekaligus dan hal itu menghabiskan banyak energi.     

Suasana di dalam kelas sebelum Dhira masuk terdengar dengan sangat ricuh namun, mereka semua seketika terdiam ketika mendengar suara jejak kaki milik Dhira yang begitu khas.     

"Ibu Dhira mendekat," ucap ketua kelas. Mereka semua langsung memasang ekspresi diam, tanpa bergerak sedikitpun. Dan benar saja sosok Dhira sudah berada di depan pintu dengan penampilan yang luar biasa keren. Apapun yang digunakan oleh Dhira semua akan terlihat bagus di mata semua orang, "Selamat pagi!" Sapaan yang dilakukan oleh Dhira segera di balas oleh mereka senua dengan begitu tertib.     

"Baik lah sesuai dengan agenda bahwa hari ini, presentasi dari setiap kelompok. Silakan, siapa yang mau maju lebih dahulu," ucap Dhira.     

Jika pada mata kuliah berbeda mahasiswa akan, lebih memilih untuk terakhir namun, berbeda dengan mata kuliah yang diajarkan oleh Dhira semua berlomba ingin nomor satu karena Dhira selalu mengapresiasi semua orang yang mau menampilkan pertama kali.     

"Saya tunggu dua menit, silakan pilih siapa yang mau maju lebih dahulu," ucap Dhira. Lalu beranjak dari depan dan mulai duduk di kursi paling belakang dengan laptop yang ada di depan nya.     

Tak lama kelompok pertama segera maju, dengan begitu banyak persiapan Dhira hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah laku para mahasiswa nya dan benar benar luar biasa.     

Satu jam tiga puluh menit berlalu dengan begitu cepat, semua kelompok sudah menyampaikan materi nya, dan juga beberapa mahasiswa lain nya juga aktif dalam bertanya dan menyampaikan semua hal.     

"Oke semua sudah baik, saya harap semua nya terus seperti saat ini. Bukan hanya di mata kuliah saya tapi juga di mata kuliah lain nya, ingat selain dosen yang menciptakan suasana, mahasiswa harus bisa saling terbuka."     

"Siap ibu cantik."     

"Baik sampai jumpa di pertemuan selanjutnya."     

Dira langsung segera menuju ke dalam ruangannya sepanjang perjalanan menuju ruangan tersebut beberapa orang yang melihat segera menyapa dan ada juga yang bersikap cuek kepada nya. Seperti itu tidak pernah memikirkan hal itu sangat cuek dengan orang lain bagi Dira jika mereka bersikap baik maka kita akan jauh lebih baik kepada mereka namun, sebalik nya jika mereka bersifat angkuh maka dia akan lebih angkuh dari mereka.     

Terkadang kedua orang tuanya saja bingung dengan sikap diri yang berubah berbeda ketika dia dulu masih zaman SMA yang begitu lama bahkan sangat welcome dengan begitu orang banyak, tapi kali ini tidak Dira lebih tertutup bahkan Gina sebagai ibu saja sering geleng geleng kepala dengan tingkah laku sang anak.     

***     

Di lain tempat Daffa sedang bingung dengan keputusan yang dilakukan oleh sang ibu bagaimana tidak hal tersebut benar benar membuat kepala Daffa pusing, rasa nya saat ini diri nya ingin berteriak namun hal itu tidak mungkin di lakukan.     

"Ibu apa ini tidak terlalu cepat. Dhira masih sangat muda Bu. Dia juga saat ini, sedang menikmati karir nya, bagaimana bisa ibu melakukan hal itu," ucap Daffa sungguh diri nya tidak tahu apa yang saat ini ada di dalam pikiran sang ibu.     

Bagaimana bisa ibu Sri berpikiran ini menjodohkan Dhira dengan cucu dari teman nya, dan yang lebih mengejutkan lagi ibu Sri sudah menyusun semua nya. Tinggal menunggu kedatangan Dhira saja.     

Daffa dan Gina hanya bisa saling pandang, anak mereka bukan Dhira yang dulu, yang selalu mengikuti apa yang diinginkan orang lain Dhira sudah berubah menjadi anak yang akan berontak apa lagi didik sang mertua membuat Dhira semakin kokoh dalam sebuah pendirian.     

"Tidak ada yang begitu cepat usia Dira saat ini sudah cukup untuk menikah. Kalian tinggal hubungi Dira saja tidak usah banyak mengeluh Ibu tahu apa yang baik dan tidak baik untuk cucu ibu sendiri," ucap ibu Sri.     

"Tapi Bu … ayah dan bunda nya Gina juga harus tahu Bu. Kita tidak bisa melangkahi mereka, bagaimanapun mereka adalah mertua Daffa," ucap Daffa.     

"Kamu tenang saja jeng Caca udah tahu mengenai ini semua dan dia juga setuju toh kami menjodohkan orang juga kami kenal sama sama temenan."     

Daffa dan juga Gina begitu kaget mendengar penuturan dari Ibu Sri bagaimana tidak nyata nya hal ini sudah disusun oleh kedua orangtua mereka tanpa sepengetahuan kedua nya.     

"Apa apa bunda Sudah tahu Bu mengenai hal ini?" tanya Gina. Ibu Sri langsung merespon jawaban sang menantu dengan sebuah anggukan kepala dan hal itu benar benar membuat kepala Gina seketika menjadi pusing. Sungguh hal seperti ini sangat diluar nalar Gina, Daffa yang mengerti dengan ekspresi wajah dari sang istri segera meminta Gina untuk masuk ke dalam kamar.     

Setelah Gina masuk ke dalam kamar Daffa mulai membahas hal tersebut kepada sang Ibu banyak hal yang dilakukan oleh Daffa mengenai tentang perjodohan yang dilakukan oleh Ibu Sri dan juga bunda Carissa terhadap anak mereka. Daffa begitu tidak suka dengan hal tersebut karena bagi nya saat seperti ini usia Dira masih begitu belum matang apalagi anaknya itu baru saja merintis karir.     

Hal tersebut menjadi sebuah perdebatan sengit antara kedua orang tersebut bahkan Ibu Sri juga sudah mengatakan bahwa semuanya dilakukan demi kebaikan Dira apalagi dijaman seperti ini jika bukan orang tua yang mencarikan kan jodoh anak anak belum tentu akan memikirkan hal tersebut atau jika pun dia mencari belum tentu akan sebaik dan sebagus pilihan dari orang tua.     

Ibu Sri juga memberikan contoh antara Gina dan juga Daffa mereka merupakan hasil olahan dan hidup bahagia, mengingat hal tersebut tiba tiba kepala Daffa kembali berputar beberapa tahun lebih tepat nya awal pernikahan mereka dan bagaimana hubungan nya dengan sang istri dulu.     

"Sudah sekarang mendingan kamu istirahat dulu di sana nanti kalau kedua orang tua Gina sudah datang kita bisa ngobrol bareng lagi Ibu udah mengundang Bapak Bian dan juga jeng Caca untuk bisa ketemu yang kita bahas ini lebih lanjut untuk kebahagiaan Dira."     

"Apa Ayah dan Bunda mau ke sini?" tanya Daffa.     

"Iya mereka akan kesini dan membahas beberapa hal penting mengenai pernikahan Dira maka nya Ibu minta kalian datang ke sini juga begitu toh maksud nya udah sana istirahat biar kita bisa bicara bersama."     

Sungguh Daffa tidak menyangka dengan apa yang akan terjadi mereka baru saja tiba di Jakarta karena Ibu Sri ingin pulang ke rumah lama dirinya namun, ketika sampai di Jakarta bersama dengan Dafa dan juga Gina kedua nya dikagetkan dengan apa yang baru saja didengar oleh mereka. Apalagi mengenai perjodohan yang akan dilakukan kepada Dira sungguh Daffa tidak bisa berfikir dan membayangkan bagaimana nanti ekspresi dari sang anak.     

Malam hari nya semua seolah sudah diatur oleh Ibu Sri bahkan ketika Gina ingin memasak makan malam wanita itu melarang menantu nya melakukan hal tersebut dan tak lama beberapa orang datang dengan begitu banyak makanan nya dipesan.     

"Ibu mau buat acara apa sih Mas Kok banyak banget pesan makanan," bisik Gina.     

"Nggak tahu yang pasti nanti Ayah sama Bunda bakalan ke sini."     

Mata Gina seketika langsung melotot dengan begitu tajam ketika mendengar ucapan yang dilontarkan oleh sang suami. Gina langsung bertanya kepada sang suami apa dan tujuan kedua orang tua nya datang kemari dan Dafa dengan gampang nya menjawab sesuai dengan apa yang dijawab oleh Ibu Sri.     

"Astaga Mas kok kita berdua yang jadi orang tuanya nggak tahu ya. Kenapa mereka para Eyang nya begitu semangat untuk menjodohkan Dira. Aku jadi penasaran lho Mas seperti apa sih laki laki yang mau dijodohkan dengan anak kita."     

"Kamu kok jadi penasaran sih yang," ucap Daffa. Pria itu benar-benar tidak suka dengan apa yang baru saja diucapkan oleh sang istri saat ini Daffa ingin seharus nya Gina bukan mengatakan hal tersebut. Bina harusnya juga bersikap sama seperti dirinya sehingga perjodohan tersebut tidak terjadi namun, sang istri malahan penasaran dengan siapa yang akan dijodohkan dengan anak mereka. "Loh iya dong Mas, gimana nggak penasaran kalau bunda dan ayah aja sampai ikutan. Pasti dia adalah orang yang baik maka nya di jodohkan dengan Dhira. Kalau nggak baik mereka tidak mungkin menjodohkan," ucap Gina.     

Daffa yang kesal dengan jawaban sang istri segera beranjak dari tempatnya lalu pergi ke halaman belakang sungguh saat ini pikiran Daffa benar benar sedang tidak baik yaitu ingin menyendiri. Alasan kenapa Daffa tidak ingin anaknya cepat menikah karena menurut Dafa waktu diri nya bersama dengan Dira masih sangat sedikit dan dia ingin menghabiskan begitu banyak waktu bersama dengan Putri kecil nya tersebut.     

Karena Daffa tahu jika seorang anak perempuan sudah menikah maka waktunya akan begitu banyak terbagi baik untuk keluarga, suami, ataupun untuk keluarga suami nanti nya.     

"Mas Mas kamu itu kalau lagi cemburu gini banget memang, sampai anak nya mau nikah aja galau nya minta ampun."     

Gina terus memperhatikan bagaimana sikap sang suami yang masih terlihat sangat kesal dengan apa yang akan terjadi. Tak lama kedua orang tua Gina sampai segera saja wanita itu menyambut kedatangan mereka ayah dan bunda Gina lalu duduk di ruang tamu bersama dengan ibu Sri sedangkan kina lanjut memanggil sang suami.     

***     

Di meja makan hanya terdengar suara sendok dan garpu yang beradu di atas piring sedangkan mereka semua yang sedang makan kan hanya diam tidak ada sedikit suara pun yang terdengar Dewa dan juga Indah ikut makan malam bersama kedua nya begitu kaget ketika mendengar ucapan sekilas yang disampaikan oleh sang ibu mengenai keponakan mereka.     

Setelah selesai makan malam bersama ayah Bian dan juga bunda Carissa serta dengan ibu Sri sudah lebih dulu menuju ruang tamu bersama dengan Dafa dan juga Dewa sedangkan Gina dan juga Indah sedang sibuk membereskan bekas makan malam mereka.     

Sejak tadi Indah sudah berusaha menahan diri nya untuk bertanya mengenai sesuatu kepada ada Gina namun, karena tidak enak dengan sang mertua membuat diri nya harus menahan hal tersebut.     

Ketika bersama dengan Gina berdua saja di dapur Indah langsung melancarkan aksi nya untuk bertanya dengan sang kakak ipar. Keduanya lalu saling berbicara satu dengan yang lainnya ekspresi yang ditampilkan oleh Indah sama seperti yang ditampilkan oleh Gina sebelum nya namun, kedua wanita itu merespon dengan bijak Apa yang dilakukan oleh kedua orangtua mereka.     

Gina dan juga Indah tahu apapun yang dipilihkan oleh orang tua pasti mereka sudah memikirkan hal yang baik tidak mungkin orang yang diberikan adalah orang yang tidak baik. Kalaupun nantinya mendapatkan orang yang tidak baik keluarga pasti tidak akan tinggal diam untuk memberikan sesuatu hal kepada orang tersebut.     

Setelah selesai dengan urusan di dapur Gina dan juga Indah lalu beranjak dari tempatnya dan menuju ke tempat dimana mereka semua berkumpul terlihat dengan sangat jelas bahwa saat ini Daffa sedang berargumen bersama dengan kedua orang tua Gina dan juga Ibu Sri.     

"Nanti saja kita bahas mengenai perjodohan ini kira masih terlalu kecil untuk menikah masih banyak hal yang harus diri nya lakukan karir nya saja baru saja dirintis sebagai dosen setidaknya biarkan Dira memilih mau seperti apa calon suami nya nanti.     

Bukan Daffa tidak setuju ataupun bagaimana tapi nama nya pernikahan itu adalah suatu hal yang sakral dan Dafa ingin laki laki yang dipilih oleh Dira adalah orang yang benar benar mencintai diri nya bukan hanya hari ini besok tapi mencintai Dira sampai maut memisahkan bahkan until to Jannah nya."     

Mendengar apa yang diucapkan oleh Daffa mereka semua terdiam tidak ada satu suara pun yang keluar untuk membalas ucapan yang disampaikan oleh Daffa sedangkan Gina tertegun dengan apa yang diucapkan oleh sang suami bahkan diri nya saja tidak memikirkan hal tersebut karena menurut Gina apapun yang di disarankan oleh orang tua bagi nya itu adalah hal terbaik namun, nyata nya pemikiran dari sang suami jauh lebih luas.     

"Kalau kita mau mangkat memperkenalkan dia dengan orang yang kita jodohkan silakan Daffa tidak akan melarang tapi untuk ke arah pernikahan saat ini biarkanlah waktu yang menjawab karena suatu pernikahan akan dilandasi dengan cinta dari awal akan luar biasa hasil nya."     

Bukan hanya Daffa yang menyuarakan pendapatnya tapi dewa pun juga pria itu sedikit tidak setuju dengan keputusan sang Ibu mengenai keponakannya bagaimanapun Dewa juga ingin melihat dan mengetahui seperti apa calon suami yang dijodohkan untuk Dira karena bagi Dewa calon suami keponakan nya itu harus melebihi Daffa dan juga dirinya serta Papi Dira yaitu Abang dari Gina.     

Dewa Dengan terang-terangan mengatakan hal tersebut pria itu harus melewati tiga orang lebih dulu untuk bisa mendapatkan Dira tidak akan semudah itu bagi seorang asing untuk menaklukkan anak perempuan yang begitu dicintai banyak orang.     

"Jika nanti Ibu ingin mempertemukan mereka silakan tidak masalah tapi laki laki itu sebelum memperjuangkan Dira harus melewati 3 orang lebih dahulu karena sekali saja laki laki tersebut menyakiti sehelai kuku pun untuk Dira maka akan 1000 kali sakit luka yang akan didapatkan nya."     

Mendengar ucapan kedua pria dewasa tersebut membuat ayam yang tersenyum dengan begitu lebar pria itu begitu bahagia mendengar penuturan yang disampaikan oleh Daffa dan juga Dewa keduanya memang benar benar menjaga segala sesuatu yang begitu berharga dan hal tersebut membuat Ayah Bian tidak pernah salah memilih Daffa sebagai suami dari anak kesayangan nya.     

Akhirnya pertemuan tersebut selesai ayah dan bunda Carissa lalu pamit untuk pulang sedangkan Dewa dan juga Indah menginap di rumah kedua orang tua nya.     

"Samantha di rumah sendirian?" tanya ibu Sri.     

"Tidak Bu. Samantha sudah mengungsikan diri nya di rumah kak Gina anak itu, lebih memilih tinggal di sana dari pada seorang diri di rumah."     

Mereka tidak berlama lama di sana setelah itu masuk ke dalam kamar mereka masing masing. Tidak banyak hal yang dibahas oleh Daffa pria itu setidaknya sudah sedikit lega dengan apa yang sudah diri nya sampaikan.     

***     

Berbeda jauh dengan Dira saat ini gadis itu tengah disibukkan dengan banyak hal salah satu nya adalah penilaian untuk para mahasiswanya serta dengan beberapa urusan administrasi lainnya yang harus sudah selesai.     

Di dalam kamar yang bercat warna merah muda di kamar inilah Dira menghabiskan banyak waktu sendirian gadis itu tidak pernah suka pergi jika tidak didesak oleh para sahabat nya Dira lebih memilih untuk berada di dalam kamar dan menikmati kesendirian.     

Terdengar dengan sangat jelas suara ketukan pintu membuat konsentrasi Dira terganggu gadis itu segera membuka pintu.     

"Maaf ya Kak kalau Samantha mengganggu waktu kakak," ucap Samantha. Dira tersenyum kearah sang sepupu gadis itu lalu bertanya apa yang diinginkan oleh sepupu nya tersebut. Dengan begitu ragu Samantha menyampaikan apa yang dirinya inginkan mendengar hal tersebut membuat Dira tertawa gadis itu lalu menjawab dan meminta Samanta untuk menunggu diri nya di dapur dan Dira akan segera turun sebentar lagi.     

Setelah mendapatkan jawaban dari Dira Samantha lalu mengikuti apa yang diperintahkan oleh sang kakak. Sedangkan Dira membereskan beberapa hal penting yang ada di atas meja nya barulah diri nya turun ke bawah untuk membuatkan makan malam untuk kedua adik nya.     

Di meja makan sudah ada Samantha dan juga Arka yang sedang duduk menunggu kedatangan Dira.     

"Tadi sore ketika Kakak menawarkan diri untuk memasak perasaan ada orang yang bilang mau pesen ini aja mau pesen itu aja tapi kok sekarang jadi minta masaki lagi." Arka memutar mata nya kesal dirinya tahu apa yang sedang dilakukan oleh sang kakak. Namun meskipun sang Kakak menyindir diri nya seperti itu namun Arka tidak pernah marah dengan apapun yang dilakukan oleh kakak nya.     

Tidak membutuhkan banyak waktu nasi goreng yang sudah disiapkan oleh Dira sudah tertata dengan rapi di atas meja makan, ketiga nya lalu menikmati nasi goreng tersebut bersama sama. Sesekali terdengar suara yang dilontarkan oleh Arka dan juga sama antara satu dengan yang lain nya melihat keakraban kedua nya membuat Dira hanya bisa geleng geleng kepala akan tingkah laku kedua adik nya tersebut.     

"Selesai makan kalian mau ngapain lagi?" Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Dira membuat Samantha langsung memberitahu apa yang diri nya inginkan, Dira begitu semangat ketika mengetahui kegiatan apalagi yang akan dilakukan oleh mereka. Apalagi mengingat bahwa Dira tidak memiliki jadwal mengajar besok hari sehingga dengan leluasa diri nya bisa memanfaatkan hal tersebut.     

"Ya sudah nanti kita bikin kasur aja di ruang tamu terus buat layar tancap kita nonton film horor atau drama Korea gitu sama sama Kakak juga besok libur ngajar jadi bisa lebih santai."     

Samantha dan juga Arka bersorak dengan begitu bersemangat mereka tahu jika Dira ikut menonton dengan mereka maka semua cemilan ketika menonton akan disiapkan oleh sang kakak dan hal itu merupakan suatu keuntungan yang luar biasa.     

Setelah selesai membereskan meja makan di lalu meminta Arka untuk menata beberapa barang di depan ruang televisi dan juga mencari film yang ingin mereka tonton sedangkan dirinya menyiapkan beberapa cemilan untuk nanti serta juga menyiapkan minuman.     

Tidak membutuhkan banyak waktu untuk Arka dan Samantha menyediakan studio mini dadakan di depan televisi untuk mereka menikmati malam ini dengan begitu menyenangkan.     

"Kak studio mini sudah selesai!!" Teriakan yang diberikan oleh safanta benar benar membuat Arka menutup telinganya adik sepupunya itu yang hanya berjarak beberapa bulan sungguh suara nya begitu besar terkadang Arka seringkali malu dengan sikap Samantha yang luar biasa.     

"Anak cewek suara nya, udah ini makanan nya. Oh ya Arka kunci semua pintu udah kan?" tanya Dhira.     

"Udah dong semua nya beres," jawab Arka.     

Ketiganya lalu mulai memasang film Avengers yang terakhir yang sudah tayang di bioskop selama 3 jam berhubung Arka dan juga Samantha belum menontonnya sehingga saat ini mereka bertiga menikmati film tersebut.     

***     

Di lain tempat saat ini Dafa dan kina sedang berbaring bersama keduanya sedang menceritakan banyak hal yang terjadi dalam rumah tangga mereka terutama tentang perkembangan kedua anak mereka.     

"Kamu kenapa sih Mas nggak setuju kalau Dira menikah muda?" tanya Gina. Wanita itu sengaja bertanya seperti itu supaya sang suami bisa menjelaskan nya lebih detail walaupun Gina tahu yang menjadi alasan utama suami nya tersebut belum setuju tentang perjodohan yang terjadi. "Aku belum siap ditinggalkan oleh anak gadisku yang. Rasa nya, waktu bersama dia akan habis kalau dia segera menikah, biarkan sekitar Dhira berusia 26 atau 27 tahun saja. Saat ini, biar kan dia menikmati karir nya. Aku ingin menjadi orang pertama yang, selalu di berikan kabar untuk setiap kesuksesan. Jika nanti dia menikah, orang pertama pasti adalah suami nya." Mendengar penjelasan sang suami membuat Gina semakin yakin, dengan tindakan yang dilakukan oleh sang suami selama.     

"Ayo kita tidur. Biar besok bisa ketemu dengan anak kesayangan kita." Keduanya lalu tertidur bersama, hari ini sangat banyak hal yang terjadi, pelukan hangat membuat tidur malam ini begitu nyaman.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.